Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Konawe Menurun, Cici : Ini Berkat Kerja dan Sosoalisasi Kita yang Masif di Tahun 2018

ketgam : Cici Ita Ristianty, SE, ME, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Konawe

SUARASULTRA.COM, KONAWE –  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Konawe dua tahun terakhir ini (2017-2018) terus menunjukkan kerja positif dalam rangka menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah setempat.

 

Keberhasilan DPPPA Konawe itu diungkap Kadis Cici Ita Rustianty pada saat Forum Pastisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Konawe menggelar rapat evaluasi di Aula DPPPA Konawe, Kamis (31/1/2019).

 

Dalam rapat evaluasi tersebut sejumlah unsur yang selama ini terlibat dalam kegiatan Puspa di Konawe ikut dilibatkan. Mereka adalah perwakilan dari Kecamatan, organisasi perempuan, siswa dan media.

 

Kegiatan kali ini mengangkat Tema  “Program Kampung Sinergi untuk Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak di Kabupaten Konawe.”

 

Kepala DPPPA Konawe, Cici Ita Ristianty dihadapan peserta menuturkan, bahwa kedepan pihaknya nanti akan melaunching program kampung sinergi. Masih kata ibu Wakil Bupati Konawe itu, dengan adanya program tersebut, masyarakat sudah bisa tahu di mana tempatnya untuk melapor dan siapa nanti yang akan memberikan pendampingan atau mengadvokasi.

 

Ketgam : Suasana Rapat Evaluasi yang digelar Forum Puspa bekerja sama DPPPA Konawe, Kamis (31/1/2019) di Aula DPPPA Konawe.

“Jadi, program kampung sinergi ini  akan memberikan program penguatan ekonomi kepada kaum perempuan di Konawe,” ujarnya.

 

Lebih lanjut Cici sapaan akrab Kadis DPPPA Konawe ini menerangkan bahwa saat ini, ada tren penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Konawe.

 

Pada tahun 2017,  Konawe diketahui menjadi daerah penyumbang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi di -17 kabupaten/kota se-Sultra dengan jumlah mencapai 79 kasus.

 

Sementara di tahun 2018, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Konawe mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jumlah kasusnya turun menjadi 34 kasus saja.

 

Ketgam : Salah satu peserta yang sedang mengajukan pertanyaan kepada Narasumber

Dengan turunnya angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini maka Kabupaten Konawe sudah keluar dari posisi puncak dalam hal kasus kekerasan perempuan dan anak di Sultra.

 

“Ini berkat kerja dan sosoalisasi kita yang masif di tahun 2018. Kita berharap, tahun 2019 kasusnya bisa ditekan lebih minim lagi,”harap mantan camat Sampara itu.

 

Selain itu, Cici juga menerangkan, bahwa pada tahun 2017 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak banyak terjadi di Kecamtan Wawotobi. Sedangkan untuk tahun 2018, kasus terbanyak kini berada di Kecamatan Tongauna.

 

“Temuan terbanyak itu adalah kasus anak-anak sekolahan yang menghirup lem (mumbul – red),” ujar Wakit Ketua Tim Penggerak PKK Konawe itu.

 

Sementara Ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim pada kesempatan tersebut mengatakan, Puspa hadir sebagai mitra stretegis pemerintah. Kata dia, Puspa turut andil dalam menyukseskan program Three Ends dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

 

Ketgam : Kadis DPPPA, Cici Ita Ristianty  (tengah) saat memimpin Rapat Evaluasi

Program Three Ends sendiri ini adalah program yang mencanangkan untuk mengakhiri tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mengakhiri tindak perdagangan manusia serta mengakhiri kesenjangan ekonomi kaum perempuan.

 

“Saya berharap ke depannya masih diberi kesempatan dari kementerian untuk bisa bekerja sama di Konawe,”harap ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim.

 

Laporan : Redaksi

About redaksi

Leave a Reply

x

Check Also

Diduga Tertekan, Korban Penganiayaan Oleh Anak Pejabat di Sinjai Cabut Laporan

SINJAI – Tindak pidana penganiayaan yang diduga dilakukan oleh putra salah satu pejabat publik di ...