Suara Sultra Berani Menyuarakan Kebenaran
Ilustrasi : Foto Istimewa
SUARASULTRA.COM, KENDARI – Penyidik masih membutuhkan pemeriksaan tambahan dari pihak terlapor, Polo Nusantara. Terkait Kasus dugaan penyerobotan lahan di Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Hal itu dikatakan oleh Wakil Direktur (Wadir) Ditreskrimum Polda Sultra, AKBP Ilham Saparona. Ia menjelaskan, penyidik melakukan pemanggilan untuk pemeriksaan tambahan dari pihak pelapor (Polo Nusantara Red). Harusnya pihak pelapor, dapat membantu untuk mempercepat proses pemberkasannya.
“Penyidik sudah dua kali melalukan usaha panggilan pada pelapor. Namun hingga saat ini pelapor tidak hadir, ditelpon-telfon tidak diangkat,” ungkapnya.
Penyerobotan lahan ini, ada dua orang dinyatakan sebagai tersangka yakni Kepala Desa diduga memalsukan SKT dan Inisial R seolah-olah yang kuasa atas lahan itu, sehingga R ini diduga menerima ganti rugi dari pihak Pemerintah Daerah (Pemda).
“Penetapan dua tersangka ini, berdasarkan hasil gelar perkara yang digelar dan pemeriksaan saksi-salsi,” terangnya.
Masih kata Ilham, harusnya Kepala Desa tahu ditanah itu ada sertifikat, kenapa diterbitkan SKT dilahan itu. Inisial R ini menerima ganti rugi dari pihak Pemda. Sementara pemilik lahan yang memiliki sertifikat awal, tidak tahu menahu soal ganti rugi itu.
“Jadi yang terima ganti rugi dari Pemda Konkep itu, bukan pemilik sertifikat. Kenapa tiba-tiba ganti rugi lahan diterima penerima pihak lain,” ucapnya.
Untuk diketahui, Polo Nusantara tanggal 23 Agustus 2017 lalu, melaporkan Kasus ini di SPKT Polda Sultra. Dalam laporan itu terlapor Bupati Konkep, Amrullah. Hasil gelar perkaranya, Kamis 25 Januari 2018 Bupati Konkep, Amrullah tidak bisa dapat dinyatakan sebagai tersangka. Sebab dari hasil pemeriksaan saksi-saksi tidak mengarah dam samgat jauh mengarah ke Bupati.
Laporan : Remon
